wibiya widget

RAJA SWEDIA: Berkunjung 3 Hari, Berikan Donasi US$5.000 Untuk Pramuka




Large_raja-swedia-46
JAKARTA: Raja Swedia Carl XVI Gustaf  berkunjung selama3 hari di Indonesia dan akan memberikan dana  US$ 500.000 untuk program  pramuka sebagai Messengers of Peace  (Duta Perdamaian).

"Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Kehormatan World Scout Foundation, Raja Swedia berkunjung dari 31 Januari - 2 Februari 2012 dan dijadwalkan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga pramuka utama," kata Azrul Azwar,Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Senin 30 Januari 2012.

Sebagai Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, Presiden akan memberikan Lencana Tunas Kencana kepada  Yang Mulia Carl XVI Gustaf . Sejak kanak-kanak, dia memang aktif di organisasi Pramuka Swedia.

Pada 2001, Carl XVI Gustaf  bersama Raja Saudi Arabia, Abdullah menggulirkan gagasan yang disebut  Duta Perdamaian.  Program kedua raja ini menginspirasi 10 juta anggota pramuka di 110 negara untuk menciptakan dunia yang lebih damai.

 Selain itu membantu memecahkan hambatan di dalam masyarakat yang heterogen dan menyembuhkan luka yang terjadi di dalam komunitas.

Kunjungan singkat Raja Swedia juga akan dilakukan ke Yogyakarta  untuk meninjau aktivitas Messenger of Peace di provinsi ini.  Selain Yogyakarta, program Messenger of Peace dilaksanakan di tujuh provinsi lainnya.
 
Indonesia merupakan negara yang terbanyak melakukan program Messenger of Peace.  Hal ini terkait dengan jumlah anggota pramuka di Tanah Air yang mencapai 21 juta orang terbanyak di dunia.

Lewat program ini,  Gerakan Pramuka berencana melibatkan dua juta anggotanya sebagai Duta Perdamaian. Sejak berdiri 50 tahun lalu, Gerakan Pramuka telah berperan dalam pembangunan nasional dan terlibat dalam membantu masyarakat yang terkena bencana alam.

Peranan pramuka terutama ketika terjadi krisis moneter tahun 1997, Kwartir Nasional membentuk Satuan Tugas Pramuka Peduli. 
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan kementrian lain melibatkan anggota pramuka dalam program pemberdayaan masyarakat.  

Kepedulian lain ditunjukkan pada saat terjadi bencana alam yang melanda berbagai daerah. Beberapa hari setelah gempa dan tsunami melanda Nanggroe Aceh  Darussalam (Desember 2004), Gerakan Pramuka menerjunkan 300 anggotanya untuk mengevakuasi jenazah dan mengelola lokasi pengungsian.

"Selama 2 bulan mereka berada di sana. Setahun kemudian Kwartir Nasional mengadakan Community Development Camp di Aceh yang diikuti 3000 pramuka dari seluruh Indonesia," jelas Azrul Azwar.

Di Yogyakarta terbentuk komunitas anggota pramuka  yang selalu membantu warga ketika terjadi letusan Gunung Merapi.  Satuan Tugas Pramuka Peduli atau Brigade Penolong juga terdapat di beberapa kwartir daerah.

"Pada Kwartir Nasional periode 2008-2013, mulai ada  Wakil Ketua Kwartir Nasional bidang Pengabdian masyarakat dan Siaga Bencana," tambahnya.

John Geoghegan, Direktur World Scout Foundation mengungkapkan kerja dari kaum muda ini luar biasad an  gerakan Pramuka telah mengadakan kegiatan yang membuat kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.

"Terkesan dengan prestasi pramuka  itulah Raja Swedia memotivasi diri  untuk berkunjung ke Indonesia,".
Share on Google Plus

About Riant Daffa