Bertahun mengembara di empat liga Eropa, Jose Mourinho menuai pujian dan cacian. Ada yang kagum dengan kemampuannya memperoleh gelar, ada pula yang mengkritik sikapnya yang “congkak”. Terlepas dari itu, ada lima julukan terunik pelatih yang sebelumnya menjabat sebagai penerjemah di Barcelona ini.
The Special One
Gelar ini berasal dari Mourinho sendiri. Namun, faktanya memang demikian. Ia memang begitu istimewa. Menangani klub-klub di empat kompetisi berbeda (Liga Portugal, Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Spanyol), Mourinho selalu meraih gelar.
Di Inggris, bahkan ia langsung memegang kendali di musim pertama. Mou sukses membawa Chelsea juara setelah 50 tahun. Plus, membuat Chelsea cuma kalah sekali dan terbobol 1 kali dalam 38 laga.
Setelah sukses dengan treble di musim 2009/2010 di Internazionale, ia pindah ke Real Madrid. Di tengah dominasi Barcelona yang kental, Mou nyatanya tetap sukses dengan satu gelar Copa del Rey.
Mister Excusas
Mundo Deportivo, salah satu harian Spanyol, menyebutnya Mister Excusas (Tuan Alasan). Maklum, Mou pernah menuduh ada konspirasi UEFA untuk menjegal timnya di Liga Champions. Gara-garanya, kartu merah pada Pepe yang konon tak menyentuh kaki Daniel Alves. Selain itu, Mou juga sering beralasan ini dan itu ketika timnya kalah.
Di satu sisi, Mou mungkin menyebalkan karena banyak alasan. Namun, ia memiliki prinsip yang begitu mulia, “ketika tim menang, skuadlah yang berhasil. Sementara, jika tim kalah, sayalah yang bodoh.” Mou menggunakan strategi banyak alasan ini demi menjaga mentalitas para pemainnya agar tetap tegar.
You Know Who
Daily Mail yang pertama kali menyebut Mou dengan julukan You Know Who. Mou sendiri memang memiliki hubungan kurang baik dengan beberapa media Inggris. Sikapnya yang meledak-ledak dan kerap memancing kontroversi membuat media “enggan” atau segan menyebut namanya.
Kebetulan pula, sejarah menunjukkan Mou “layak” menerima gelar ini. Ia bagaikan Lord Voldemort yang menggoreskan luka di dahi seorang Harry Potter. Alasannya mudah. Mourinho menodai debut tak resmi Lionel Messi di Barcelona. Kala itu, Mou yang menukangi Porto, menaklukkan Barcelona 2-0 dalam pertandingan pembukaan Stadion Dragao.
Messi turun sebagai pemain pengganti dalam laga itu dengan usia yang begitu belia. Kekalahan menyakitkan yang diderita Messi dari Mou, kelak sempat berlanjut ketika Mourinho menangani Chelsea dan Internazionale. Namun, seperti Harry Potter pula, belakangan Messsi lebih sering menang dari sang “Lord Voldemort penguasa Santiago Bernabeu”.
Animador
Sang penghidup. Jika ia pensiun, Mou layak menjadi sutradara film. Jose Mourinho pandai menghidupkan suasana, baik dari sudut pandang negatif atau positif. Ia mampu menaikkan moral pemain yang tampil buruk, dengan gayanya sendiri. Sebagai contoh, ia pernah menyebut Karim Benzema sebagai kucing yang tak haus gol. Nyatanya, sebutan itu melecut semangat Benzema hingga seproduktif saat ini.
Kehadiran Mou di setiap kompetisi juga membuat semua orang penasaran dengannya. Ketika timnya kalah, akan ada banyak orang tertawa kegirangan. Namun, kala ia berhasil meraup gelar juara, lebih banyak lagi yang memujinya.
Genius
Ini gelar yang diberikan koran Inggris, The Times. Strategi Mou di setiap klub selalu disesuaikan dengan gaya yang paling mungkin dibentuk. Ia juga tidak sungkan memakai cara “haram” seperti bertahan total untuk meraih kemenangan.
Mungkin yang tidak menyukai sikap pragmatis Mou, akan berkata, Mourinho tengah merusak sepakbola. Namun, bagaimana pun ia hanya mengefektifkan skuad untuk mendapatkan hasil terbaik. Sebuah cara yang sangat sesuai dengan tujuan sepakbola modern.