Bagi penyuka MIE Instan. tolong diperhatikan : HATI-HATI, Bumbu Mie Instan TIDAK BOLEH DIMASAK !!!
PERINGATAN BAGI KITA SEMUA BAHWA MIE INSTANT TIDAK BOLEH DIMASAK
BERSAMAAN DENGAN BUMBUNYA, KARENA MSG (MONO SODIUM GLUTAMAT) BILA
DIMASAK DI ATAS 120C AKAN BERPOTENSI MENJADI KARSINOGEN, PENCETUS
KANKER.
PERHATIKAN SEMUA KEMASAN MIE INSTAN, KEBANYAKAN PROSEDURNYA MASAK MIE DULU BARU DITABURI BUMBU. BUMBU DI TARUH DI MANGKOK DULU. JADI JANGAN PERNAH MASAK MIE BESERTA BUMBUNYA! BAHAYA !!!
Tolong dapat diteruskan ke orang2 yang suka makan MIE. Dan dari hasil penelitian : Mengkonsumsi mie instant 4 hari berturut-turut berpotensi kanker, mioma, kista atau amandel sebesar 75%.
Jika anda tidak percaya, cobalah ambil kuah / bumbu mie instant lalu taburkan ke atas pot yang berisi Bunga/ tumbuhan.. Beberapa hari kmdian tumbuhan trsb akan layu/ mati. Berlaku dalam ukuran (1 : 1).
Sayangi keluarga anda...jauhi dr penyakit. Masih banyak zat kimia yang tidak sengaja masuk di dalam tbh lwt mknn spt: nasi non organik,bakso,tahu & tempe kedelai non organik,ayam potong dll
Untuk mengeluarkan semua racun tsbt minumlah minyak ikan salmon alaska,
plak dialiran darah hilang dan anda akan sehat kembali, buktikan
sendiri yaa...
Penting bagi wanita !! Tidak disarankan
makan bayam & tahu bersamaan, karna jika digabungkan akan membentuk
senyawa yg bisa mengakibatkan terbentuknya batu / kista dalam tubuh. (Hasil penelitian Prof. Dr. Asbudi,SPOG)
Jangan makan timun saat haid karna bisa menyebabkan darah haid tersisa
di dinding rahim, setelah 5-10 hari dpt sebabkan KISTA & KANKER
RAHIM.
Alangkah baiknya bila info ini disebarkan ke banyak wanita sebagai tanda kepedulian kita terhadap sesama. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Apakah
benar teh celup membahayakan kesehatan? Mengapa demikian? Ternyata
penyebabnya lebih pada kemasannya, kantong kertas kecil berserat
renggang yang ternyata mengandung chlorine, yang antara lain bisa
menyebabkan kemandulan, keterbelakangan mental dan kanker! Untuk dapat
lebih memahaminya, kita akan membahas perihal teh celup ini secara garis
besar saja.
Di pasaran, ada 3
jenis teh yang biasa dijual; teh celup, teh daun atau teh serbuk seduh,
dan teh bubuk instan. Masing-masing jenis teh bisa dipilih sesuai
kebutuhan. Sebelum mengkonsumsinya, pastikan Tanggal Kedaluarsanya! Teh
Celup Bubuk teh yang dibungkus sejenis kertas berpori-pori halus yang
tahan panas. Bagi Anda penggemar teh, pasti tahu teh celup.
Sangat modern dan praktis. Pastinya Anda sering minum teh karena paham
akan manfaat teh bagi tubuh. Misalnya saja, teh merah untuk relaksasi,
teh hitam untuk pencernaan, atau teh hijau untuk melangsingkan tubuh.
Saat hendak minum teh, apakah Anda terbiasa mencelupkan kantong teh
celup berlama-lama? Jika ya, hati-hati. Mungkin Anda senang mencelupkan
teh lama-lama karena berpikir semakin lama kantong teh dicelupkan dalam
air panas, makin banyak khasiat teh tertinggal dalam minuman teh karena
teh semakin pekat.
Asal mula teh celup
Anda minum teh?
Teh celup atau teh tubruk? Sudah barang tentu dengan alasan
kepraktisan, banyak orang yang lebih memilih teh celup.
Secara
tidak sengaja teh celup ditemukan oleh Thomas Sullivan, seorang pedagang
teh dan kopi dari New York, dia mengirim sample teh dalam kantong sutra
kecil kepada para pelanggannya. Dia menggunakan kantong sutra karena
alasan ekonomis, kalau menggunakan kaleng, selain biaya pembuatannya
lebih mahal, teh yang dikemas juga harus lebih banyak.
Pada
awalnya para pelanggan Thomas bingung dengan kemasan baru ini. Mereka
menganggap kemasan ini sama saja dengan teh yang dimasukkan dalam
saringan metal, mereka langsung melemparkan begitu saja kemasan tersebut
ke dalam air panas. Baru kemudian mereka menyadari bahwa ternyata
kemasan tersebut cukup praktis untuk menyeduh teh secara langsung.
Mereka menganggap ini lebih praktis karena tidak perlu membersihkan
saringan teh atau teko. Selesai diseduh, kemasan berikut tehnya bisa
langsung dibuang. Lama-kelamaan permintaan sample teh dalam kemasan
makin banyak, dan pada akhirnya Thomas Sullivan menyadari bahwa ini bisa
menjadi dagangan yang menguntungkan. Teh celupnya mulai dipasarkan
secara komersial pada tahun 1904, dan dengan cepat popularitasnya
menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Akan tetapi, disadari pula,
kemasan tersebut membawa problem sendiri: Kualitas aroma dan rasa. Daun
teh, membutuhkan ruangan untuk mengembang, sehingga bisa mengeluarkan
aroma dan rasa yang optimal. Solusinya adalah membuat kemasan lebih
besar, dan daun teh yang digunakan ukurannya yang paling kecil. Ukuran
ini dikenal dengan nama Fanning dan Dust yang merupakan tingkat terendah
dari kualifikasi kualitas teh. Ukuran yang kecil menyebabkan zat tannin
lebih cepat keluar, sehingga menimbulkan rasa pahit.
Bagaimanapun, aroma dan rasa terbaik akan keluar dari hasil seduhan
loose tea atau teh tubruk. Jadi kalau anda memang ingin meningkatkan
apresiasi anda terhadap teh, mulailah beralih ke loose tea. Dari segi
kepraktisan, memang lebih repot. Tetapi ritual penyeduhan teh merupakan
bagian dari seni teh itu sendiri. Dan jangan lupa untuk tidak membiarkan
ampas teh tetap di dalam teko atau cangkir Anda.
Namun seiring
perkembangan zaman, kantong teh kemudian berganti, dari sutera ke
kertas, inilah yang kemudian menimbulkan masalah.
Teh celup masa sekarang
Teh celup terdiri dari ramuan teh, yang kemudian untuk menambah
keharumannya, di Indonesia biasanya dicampur melati, yang kesemuanya
dikemas dalam kantong kecil.
Tehnya sendiri tidak berbahaya,
yang berbahaya adalah kantong kertas kemasannya. Kantong teh terbuat
dari kertas kecil berserat renggang, –seperti sudah disebutkan di depan,
pada masa awalnya kantongnya terbuat dari sutera atau nylon– yang diisi
dengan daun teh, agar dapat menyeduh teh dengan hemat dan praktis. Daun
tehnya tetap berada dalam kantong ketika teh diseduh dengan air panas,
membuatnya sangat mudah mengeluarkan dan membuang daun teh yang sudah
diseduh itu, menyeduh teh menjadi semakin mudah karena kantung itu
diikatkan pada selembar benang dengan label kertas di ujung yang lain.
Jadi benang ini juga berfungsi sebagai alat untuk mencelupkan daun teh
dan mengangkatnya.
Bahaya Chlorine
Pada umumnya kertas
dibuat dari pulp (bubur kertas), yang terbuat dari bahan kayu, bubur
ini berwarna coklat tua, untuk membuat serat pulp itu berwarna putih,
digunakan sejenis bahan kimia pemutih yang terbuat dari senyawa chlorine
yang sangat pekat. Sayang dalam prosesnya, chlorine ini tetap
tertinggal dalam produk kertas karena tidak dilakukan penetralan karena
biayanya sangat tinggi. Kertas semacam inilah yang kemudian digunakan
sebagai kantong teh celup.
Hindari mencelupkan kantong teh
terlalu lama, karena Anda tentu berpikir bahwa semakin lama Anda
merendam teh celup itu dalam air panas, semakin banyak sari teh yang
tertinggal dalam cangkir Anda. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
Akan semakin banyak kandungan chlorine di kantong teh celup yang larut
dalam teh Anda, apa lagi kalau Anda merendamnya lebih dari 3 menit.
Dalam industri kertas, chlorine memang biasa digunakan sebagai bahan
insektisida, disinfektan, pengawet, pembersih dan pemutih kertas, yang
kemudian digunakan untuk membuat tissue, popok, kain dan sebagainya;
juga sumpit kayu sekali pakai, oleh sebab itu di China, sumpit jenis ini
dilarang digunakan. Kenapa? Berdasarkan penelitian, diduga ada kaitan
antara konsumsi chlorine dalam tubuh dengan kemandulan pria, lahir
cacat, keterbelakangan mental serta kanker.
I. Kandungan zat klorin di kantong kertas teh celup
Kandungan zat klorin di kantong kertas teh celup akan larut. Apalagi
jika Anda mencelupkan kantong teh lebih dari 3 – 5 menit. Klorin atau
chlorine, zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas.
Fungsinya, disinfektan kertas, sehingga kertas bebas dari bakteri
pembusuk dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak
lebih bersih. Karena bersifat disinfektan, klorin dalam jumlah besar
tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga. Banyak penelitian
mencurigai kaitan antara asupan klorin dalam tubuh manusia dengan
kemandulan pada pria, bayi lahir cacat, mental terbelakang, dan kanker.
Nah, mulai sekarang, jangan biarkan teh celup Anda tercelup lebih dari 5
menit. Atau, kembali ke cara yang sedikit repot: Gunakan teh bubuk.
Minumlah teh, bukan klorin…
II. (Penelitian)
Kebanyakan orang Indonesia (terutama Jawa) kalo minum teh malah
sebenarnya minum gula, karena banyakan gulanya daripada tehnya. Lebih
tepatnya, minum gula campur teh, campur susu, atau kopi .. sekarang
ketambahan minum gula campur teh & chlorine lagi. Tapi saya percaya,
yg terakhir ini masih lebih banyak sari teh-nya daripada chlorine-nya.
Berarti ada chlorine-nya ya di kertas teh celup …
Untuk memuaskan keingintahuan, saya coba lakukan test hari ini, di lab
saya. Hasilnya : Untuk sample 100 ml (seukuran segelas cangkir teh),
dengan air aqua diambil dari dispenser dengan panas (70 – 80oC),
kemudian teh celup merk “X” diambil tehnya, kertas pembungkus dicelupkan
ke sample selama 10 menit, untuk beberapa sample didapat hasil berkisar
0.04 – 1.10 mg/L. Air Aqua asalnya sendiri chlorine content-nya tidak
terdeteksi.
Chlorine tergolong powerful oxidizing agent, bersifat toxic dan corrosive.
Biasa digunakan dalam proses bleaching (contoh di pabrik kertas),
manufacturing syntetic rubber & plastic, serta desinfektan untuk
pemurnian air.
Di Permenkes (no…), utk persyaratan kualitas air
minum, setahu saya, tidak disebutkan nilai batas keberadaan chlorine
(apa berarti tidak diperbolehkan?). Tapi untuk Kualitas Air Kolam
Renang, Permenkes masih diperbolehkan dengan batasan antara 0.2 – 0.5
mg/L (tolong dikoreksi kalo saya keliru). Demikian juga WHO, setahu saya
batasannya max. 0.5 mg/L.
Kadar klorin di dalam kemasan teh
yang cuma 200 ml, bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan klorin
dipengolahan PDAM yang sekian ribu kubik karena konsentras nya merupakan
fungsi dari volume mG/Liter. Jadi jangan dilihat volume total, tapi
dalam tiap liternya.”
III. Tanggapan LSM
Makanya
industri ini mendapat serangan hebat dari LSM lingkungan karena hal di
atas, di samping juga masalah kehutanan. Kertas terbuat dari bubur pulp
yang berwarna coklat tua kehitaman. Agar serat berwarna putih,
diperlukan sejenis bahan pengelantang (sejenis rinso/baycline) senyawa
chlorine yang kekuatan sangat keras sekali!
Kertas sama dengan
kain, karena memiliki serat. Kalau Anda mau uji benar apa tidaknya,
silahkan coba nanti malam bawa tissue ke Studio East, lihatlah tissue
akan mengeluarkan cahaya saat kena sinar ultraviolet dari lampu disco!
Berarti masih mengandung chlorine tinggi. Kalau di negara maju, produk
ini harus melakukan proses neutralization dgn biaya cukup mahal agar
terbebas dari chlorine dan dapet label kesehatan. Tissue atau kertas
makanan dari negera maju yang dapat label Depkes-nya tidak bakalan
mengeluarkan cahaya tersebut saat kena UV. Kertas rokok sama saja,
bahkan ada calsium carbonat agar daya bakarnya sama dengan tembakau dan
akan terurai jadi CO saat dibakar. Di Indonesia tidak ada yang kontrol,
jadi harap berhati-hati.
Jadi apa jalan keluarnya?
Yang pertama, jangan terlalu lama merendam teh celup dalam air panas, jangan lebih dari 3 menit.
Yang kedua, hindari penggunaan teh celup, sebagai gantinya, kembali
seperti dulu, dengan menggunakan teh tubruk, atau teh teko, kalau mau
lebih nikmat lagi, lakukan ritual minum teh seperti di China, Korea atau
Jepang, ini bisa menenangkan dan meningkatkan rasa hormat kepada orang
lain, karena pada intinya, ritual minum teh adalah penghormatan kepada
orang yang dilayani, sekaligus memberikan kehormatan kepada orang yang
diberi kesempatan melayani, dengan menuangkan teh ke mangkuk rekan di
hadapannya.
Lindungi keluarga Anda dari gangguan kesehatan di masa depan. Hindari teh celup atau produk lain yang mengandung chlorine.